Sabtu, 03 Januari 2009

KBBI Edisi Keempat *)



Sahabat-sahabat...
Pada tanggal 23 Desember 2008 lalu Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia telah meluncurkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat untuk menggantikan KBBI edisi ketiga yang diterbitkan pada tahun 1998. Perbedaan kedua edisi KBBI ini sudah tentu ada. KBBI edisi ketiga berisi 78 ribu entri, sedangkan edisi keempat berisi 90 ribu entri lebih yang ada dalam kosa kata bahasa Indonesia.

*) Jangan dilihat tanggal peristiwanya yang sudah "basi" ya, tetapi perhatikan infonya saja. :-)

Jumat, 02 Januari 2009

Kamus, Tesaurus, dan Glosarium

Semua orang tentu tidak asing dengan istilah dan benda yang berupa kamus. Akan tetapi, tentu tidak sedikit yang masih asing dengan istilah tesaurus dan glosarium. Ketiga benda itu serupa, tetapi tak sama. Meskipun kamus, tesaurus, dan glosarium merupakan buku referensi, ketiganya memiliki fungsi berbeda.
Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan atau memuat kumpulan istilah atau nama, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya.
Tesaurus merupakan buku referensi berupa daftar kata dengan sinonimnya atau buku referensi yang berisi informasi tentang berbagai perangkat konsep atau istilah di pelbagai bidang kehidupan atau pengetahuan.
Glosarium sama dengan kamus, tetapi dalam bentuk ringkas dan berupa daftar kata dengan padanannya di bidang tertentu.

Sumber:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Depdiknas

Kamus dan Glosarium (online):
http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/index.php



LINGUISTIK: Ilmu Bahasa

Eksistensi linguistik sebagai salah satu bidang ilmu ternyata masih belum begitu dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia bahkan oleh kalangan terpelajar. Saya tidak terlalu heran ketika mendapat pertanyaan perikutan setiap kali orang bertanya bidang ilmu apa yang saya sedang pelajari. Pertanyaan-pertanyaan perikutan itu selalu bisa saya duga. “Linguistik itu sastra ya?” “Linguistik itu belajar bahasa?”
Berdasarkan kedua kalimat tanya di atas, tampak bahwa pengetahuan masyarakat umum tentang linguistik sebagai salah satu cabang ilmu masih tumpang tindih dengan ilmu susastra. Orang mungkin bisa menerka linguistik itu berkaitan dengan bahasa karena melihat akar kata istilah linguistik, lingua ‘bahasa’. Akan tetapi, mereka beranggapan linguistik itu bagian dari sastra. Padahal, keduanya, linguistik dan ilmu susastra, merupakan dua cabang ilmu berbeda. Lalu, pertanyaan berikutnya yang selalu muncul adalah apa yang dipelajari dalam linguistik.
Mengapa muncul pertanyaan-pertanyaan seperti itu? Setidaknya ada dua jawaban sebagai alasannya. Pertama, sejak di pendidikan dasar hingga menengah para pelajar mengenal bahasa dan sastra dalam satu mata pelajaran, yakni pelajaran bahasa Indonesia. Dalam jenjang-jenjang pendidikan tersebut memang para pembelajar dikenalkan dengan dasar-dasar ilmu bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Dalam hal ini mereka diajari tentang struktur bahasa (morfologi dan sintaksis) serta semantik yang tentu bermuara untuk kepentingan praktis, komunikasi dengan bahasa Indonesia. Meskipun demikian, dalam buku-buku pelajaran bahasa Indonesia tidak pernah disinggung istilah linguistik. Kedua, linguistik dan cabang-cabang ilmu lain yang termasuk dalam kelompok humaniora kurang pupuler dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu lain, seperti ilmu-ilmu dasar (MIPA) atau kelompok ilmu-ilmu sosial.
Melalui tulisan kecil ini saya akan membagi sedikit wawasan tentang linguistik sebagai sebuah cabang ilmu. Berikut ini akan dipaparkan linguistik dan pencabangan atau pembidangannya.

Apa Itu Linguistik?
Linguistik merupakan salah satu cabang ilmu yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu humaniora atau ilmu pengetahuan budaya. Cabang ilmu ini mempelajari seluk-beluk bahasa. Sebagaimana didefinisikan oleh Richard, Platt & Platt (1997:215), linguistik adalah studi tentang bahasa sebagai sistem komunikasi manusia.
Studi tentang fenomena bahasa ini telah dilaksanakan selama berabad-abad, tetapi baru beberapa dekade ini dia diterima sebagai sebuah disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Saat ini linguistik mencakup bidang-bidang yang lebih luas dengan pendekatan-pendekatan dan area-area berbeda, seperti sistem bunyi (fonetik dan fonologi), struktur (morfologi dan sintaksis), serta sistem-sistem makna (semantik, pragmatik, dan fungsi-fungsi bahasa). Pada tahun-tahun sekarang, cabang-cabang linguistik baru dikembangkan dalam kombinasi dengan berbagai cabang-cabang ilmu lain.
Meskipun studi bahasa sudah dilakukan berabad-abad lalu, istilah linguistik baru muncul belakangan. Istilah linguistik pertama kali muncul pada tahun 1808 dalam majalah ilmiah yang disunting oleh Johann Severin Vater dan Friedrich Justin Betruch (Kridalaksana, 1993:128).

Cabang-cabang Linguistik
Sebagai sebuah disiplin ilmu, linguistik memiliki bidang-bidang yang menjadi cabangnya. Cabang linguistik secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu mikrolinguistik, makrolinguistik, dan sejarah linguistik atau sejarah kajian bahasa (Kridalaksana, 1993:xxviii).
Mikrolinguistik merupakan bidang teoretis dalam linguistik. Cabang ini dibagi menjadi dua yaitu umum dan untuk bahasa-(bahasa) tertentu. Yang bersifat umum meliputi teori-teori linguistik yang terdiri dari fonologi (sistem bunyi bahasa), struktur (morfologi ‘tata kata’ dan sintaksis ‘tata kalimat’), serta sistem makna (semantik). Selain itu, ada linguistik deskriptif dan linguistik historis komparatif. Bidang teoretis untuk bahasa-(bahasa) tertentu meliputi linguistik deskriptif dan linguistik historis komparatif.
Makrolinguistik dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan bidang interdisipliner dan kelompok kedua adalah bidang linguistik terapan. Cabang-cabang linguistik yang termasuk dalam bidang interdisipliner adalah sosiolinguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, etnolinguistik, kriminolinguistik, fonetik (akustik dan auditoris), stilistika, filsafat bahasa, filologi (mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa melalui naskah-naskah lama), semiotika (ilmu tentang tanda), epigrafi (ilmu tentang tulisan kuno pada prasasti-prasasti), serta paleografi (penafsiran tulisan kuno). Kelompok bidang makrolinguistik kedua adalah bidang-bidang terapan, yaitu pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi (linguistik terapan yang mencakup metode dan teknik penyusunan kamus), fonetik terapan, sosiolinguistik terapan, pembinaan bahasa internasional, pembinaan bahasa khusus, linguistik medis, grafologi, mekanolinguistik (linguistik komputasi, bidang linguistik terapan yang mencakup penggunaan linguistik untuk ilmu komputer dan usaha untuk membuat mesin penerjemahan; memanfaatkan komputer dalam penelitian bahasa).
Cabang yang ketiga adalah sejarah linguistik. Dalam cabang ini dibicarakan sejarah perkembangan ilmu bahasa.

Penutup
Uraian di atas diharapkan dapat sedikit menambah wawasan Anda tentang keberadaan sebuah disiplin ilmu yang disebut dengan linguistik. Sebuah ilmu independen dan berdiri sendiri. Linguistik bukan bagian dari sastra.

Kepustakaan
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Richard, Jack C., Platt, John & Platt, Heidi. 1997. Longman dictionary of Language & applied Linguistics. Longman Malaysia. Longman.

Kamis, 01 Januari 2009

Mengapa AHA-O?

Aha'o merupakan sebuah ungkapan dalam bahasa Pelau, Pulau Haruku, Maluku Tengah. Bentuk bahasa itu dalam bahasa Indonesia sepadan dengan ungkapan apa kabar. Ekspresi bahasa ini dipilih sebagai nama blog karena saya ingin selalu menyapa Anda dengan ungkapan bersahabat itu setiap kali membuka blog ini.

Aha-o 'apa kabar'

Apa kabar, sahabat.
Selamat datang di blog ini. Blog berisi wawasan-wawasan kecil tentang linguistik dan semiotik, khususnya pernik-pernik yang ada di "belantara" linguistik.
Besar harapan isi blog ini dapat membuka wawasan sahabat-sahabat nonlinguis akan segala hal yang dibicarakan oleh para pakar linguistik dan semiotik.
Sampai jumpa di "pengiriman" berikutnya.

by TemplatesForYou-TFY
SoSuechtig, Burajiru
Distributed by Free Blogger Templates